08 February 2017

Bagian II: Perjuangan Gadis Cantik Miskin Mengejar Impian

Tiga kali Riwa mengirim surat ke Rektor UNNES kala itu. Hingga akhirnya surat yang ketiga mendapatkan respons. Dia diberi beasiswa bidik misi dan kuliah di UNNES pada 2011.

Lihat:

Bagian I: Perjuangan Gadis Cantik Miskin Mengejar Impian


Sebelumnya, Riwa nekat pergi dari rumah untuk melihat hasil pengumuman dengan bekal uang Rp 50 ribu pinjam teman.

Dia mengaku saat itu sempat dicibir oleh tetangga dan saudaranya.

”Meh sekolah duwur yo nggo opo? Wong wedok paling mung macak, manak karo masak, tibone yo podo (Mau sekolah tinggi-tinggi buat apa, wanita paling kerjaannya hanya merias, melahirkan dan memasak atau mengurus suami. Jatuhnya juga sama, Red),” katanya.

”Ada juga yang bilang, saya nanti jadi perawan tua, dan tanggapan miring lainnya. Ya, meski banyak yang mencibir, saya bersyukur bisa kuliah. Bagi saya dengan pendidikan bisa memutus rantai kemiskinan,” sambungnya.

Setelah menjadi mahasiswi UNNES, Riwa harus hidup prihatin. Sebab, untuk mendapatkan uang untuk makan sehari-hari, ia harus membanting tulang dengan menjadi buruh cuci pakaian milik teman kosnya.

TEKAD BAJA: Nur Riwayati, dara dari keluarga miskin yang punya semangat tinggi dalam mengejar cita-cita. Foto: Adennya Wycaksono/Radar Semarang

”Uang buat makan atau uang saku saya dapatkan dengan mencuci pakaian teman. Pernah juga mijitin teman kos, kadang dikasih uang, kadang juga hanya dibeliin makan,” kenangnya pilu.

Riwa yang punya kemampuan menyanyi keroncong dan sinden, pernah ikut grup campur sari Dewan Kesenian Kabupaten Semarang. Dia beberapa kali mendapatkan job menyanyi.

Sekali menyanyi, Riwa mendapatkan bayaran sebesar Rp 100 ribu yang langsung diberikan kepada ibunya. ”Kalau dapat bayaran, saya kasihkan ke orang tua agar adik-adik saya bisa makan. Intinya buat menyambung hidup keluarga,” katanya.

Saat kuliah, Riwa terus mengembangkan kemampuannya di dunia tarik suara. Dia beberapa kali tampil menyanyi.

Riwa juga sempat ikut dalam kegiatan forum beasiswa nasional dan bertemu Susilo Bambang Yudhoyono semasa masih menjadi Presiden RI.

”Ketemu beliau (SBY) bangga banget, seakan perjuangan saya dulu lunas, saya juga diberi motivasi untuk terus belajar dan berusaha walaupun hidup dalam keterbatasan,” ucapnya.

(Bersambung)

No comments:

Post a Comment