19 February 2017

Warga Temukan Makam Tua yang Dikeramatkan

MAKAM TUA: Satu makam tua berpagar kayu yang terdapat di Dusun Pematang Baros, Desa Riam Berasap Jaya disebut Makam Tok Bongkok yang sebagian orang dinilai keramat dan bernilai sejarah. DANANG PRASETYO / PONTIANAK POST.
Sejumlah warga Desa Riam Berasap Jaya, Budi Ganesa menemukan satu makam tua. Bahkan, makam tua itu menjadi situs bersejarah di Desa yang berada paling ujung di wilayah Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Mengenai hal ini, dikatakan salah satu warga, Desa Riam Berasap Jaya Budi makam tersebut merupakan makam dari Tok Bangkok.

“Warga menyebut makam tua yang berada di Dusun Pematang Baros itu kuburan Tok Bongkok,” terang Budi Ganesa ditemui di kediamannya di Dusun Pematang Baros, Desa Riam Berasap Jaya, Kamis (16/2) seperti yang dilansir Pontianak Post. 

Sebagai salah satu situs bersejarah yang ada di Desa Riam Berasap Jaya, ayah empat anak ini berharap supaya makam tua ini dapat dilestarikan.

Dirinya pun berharap bagi ahli sejarah yang mengetahui sejarah tentang Tok Bongkok diharapkannya membantu pencarian silsilah sejarah tentang kuburan Tok Bongkok tersebut.

“Makam terletak dekat sungai dan menurut sejarah zaman dahulu orang-orang kuburan tersebut adalah seorang keturunan dari Brunai. Zaman dulu orang-orang sering makan-makan ketupat di lokasi tersebut dan banyak pula yang datang untuk membayar niat. Banyak yang beranggapan kalau makam tersebut keramat,” kata Budi.

Mengenai hal ini, makam tua yang bernilai sejarah,  Dinas Pendidikan melalui Bidang Kebudayaan akan melakukan peninjauan di lokasi Riam Berasap, untuk mendata makam tersebut. Selain itu pihak Kebudayaan melalui Kabid Budaya Jumadi Gading akan menelusuri sejarah awal makam tersebut.

"Kita dari dinas pendidikan bidang kebudayaan, akan melakukan survey dan melakukan penelitian untuk makam tersebut. Sesuai amanah UU Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya, perlakuan terhadap benda yang di duga cagar budaya sama perlakuannya dengan cagar budaya yang sudah ada. Kita juga akan menelusuri sejarah dari makam tersebut," ujar Jumadi Gading,  Kamis (16/2) di Sukadana, Kabupaten Kayong Utara.

Selain itu,  pihaknya juga berharap kepada warga  untuk dapat melaporkan  ke Bidang Kebudayaan bila di daerahnya terdapat,  atau menemukan situs peninggalan bersejarah,  seperti makam di Riam Berasap,  yang menurut warga merupakan makam "keramat", dan memiliki nilai sejarah tersebut.

"Kami mengimbau, kepada warga yang menemukan situs,  atau makam yang di duga peninggalan bersejarah untuk dapat melapor ke bidang kebudayaan dinas pendidikan. Untuk kita catat dan diusulkan sebagai cagar budaya kabupaten Kayong Utara,” sambung Jumadi Gading. 

18 February 2017

Siswa Cerdas, Menyulap Lumpur Rawa Jadi Sumber Energi

Banyaknya stok lumpur yang mengendap di rawa-rawa Sidoarjo membuat Muhammad Muhaimin, Bima Dwi Putra, dan M. Surya Ramadhan tergerak untuk menggali potensinya. Dari penelitian yang dilakukan, lahirlah karya tulis ilmiah. Karya perdana itu langsung menjadi juara tingkat Jatim.

Di depan laboratorium farmasi SMK Plus NU Sidoarjo Rabu (7/2), Muhammad Muhaimin, Bima Dwi Putra, dan M. Surya Ramadhan menunjukkan laporan penelitiannya kepada Jawa Pos. Laporan bersampul hijau daun itulah yang mengantarkan ketiganya menjadi juara I dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat SMK/SMA/MA sederajat se-Jawa Timur yang diselenggarakan Universitas Trunojoyo, Madura, pada 23 Oktober 2016. Tema lomba adalah Peran Sains dan Teknologi dalam Meningkatkan Intelektual dan Prestasi Bangsa.

Dari kiri, Bima Dwi Putra, Muhammad Muhaimin, dan M. Surya Ramadhan.
Sembari membuka lembar demi lembar laporan penelitian tadi, tiga siswa yang tergabung dalam kelompok ilmiah remaja (KIR) SMK Plus NU Sidoarjo itu menunjukkan poin-poin penting dalam penelitian mereka.

Pada halaman pertama, mereka menunjukkan judul berhuruf besar yang ditulis tebal. Tertulis Inovasi Energi Alternatif Ramah Lingkungan, Inovasi Sumber Energi Alternatif Lumpur Rawa Secara Rangkaian Seri Sistem Microbial Fuel Cell.

’’Maksudnya, kami memanfaatkan lumpur rawa menjadi sumber energi listrik,’’ ujar Muhammad Muhaimin, sang ketua tim. Mereka memilih menggunakan lumpur rawa dengan alasan banyak rawa di Sidoarjo. Juga tambak. Namun, rawa tersebut selama ini hanya dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan.

Padahal, sepengetahuan mereka, lumpur di rawa-rawa Sidoarjo banyak mengandung mikroba jenis geobacter. Dengan pengolahan yang tepat, mikroba itu bisa menghasilkan energi listrik.’’Bukan lumpurnya yang berperan penting, tapi mikroba pada lumpur tersebut,’’ terang Muhaimin.

Mikroba tadi biasanya banyak tersimpan pada lumpur rawa bagian paling bawah. Bagian endapan lumpur yang umumnya berwarna hitam. Lumpur di permukaan yang cenderung berwarna keabu-abuan lebih sering hanya mengandung sedikit mikroba. ’’Yang bagian endapan itu lumpurnya padat seperti tanah, tidak lembek kayak yang di permukaan,’’ jelas remaja kelahiran Sidoarjo, 9 Mei 1999, tersebut.

Karena teksturnya lebih padat, cara mengambilnya tidak sulit. Hanya, butuh tenaga ekstra karena harus mengangkatnya dari dalam air. ’’Gampang kok, tinggal angkat pakai sekop, lalu dimasukkan ke wadah. Asyik juga sambil nyebur mainan air,’’ ungkap pelajar kelas XI Farmasi 1 itu.

Untuk mengubahnya menjadi tenaga listrik, mereka membuat alat yang disebut reaktor jembatan garam. Mirip reaktor pembangkit listrik bernama proton exchange membrane (PEM). Bedanya, alat buatan mereka lebih sederhana dan murah. Reaktor jembatan garam mereka buat dengan cara menyiapkan dua toples plastik bekas sosis. Satu toples diisi lumpur, satunya diisi cairan aquades. Lalu, bagian samping dua toples tadi dilubangi.

Fungsi lubang pada dua toples tersebut untuk memasukkan selang penghubung antar kedua toples. Selang penghubung tadi diisi dengan sumbu kompor yang direbus dengan air garam sampai mengkristal.’’Toples tadi ditutup. Lalu, tutupnya dilubangi untuk memasukkan kabel ke masing-masing toples yang berfungsi menyalurkan listrik,’’ terang Bima Dwi Putra.

Dengan demikian, ada dua kabel dari dua toples. Satunya sebagai kutub minus dan satunya plus. ’’Satu toples itu menghasilkan listrik 0,45 volt. Namun, kalau lumpurnya ditambahkan air gula, listrik yang dihasilkan bisa 0,6 volt,’’ jelasnya.

Mereka mendapatkan ide tersebut lantaran kerap menemukan informasi bahwa air jeruk nipis bisa menghasilkan listrik karena keasamannya. Dari situ, mereka berpikir selain jeruk pasti ada benda lain yang bisa menghasilkan listrik. ’’Karena di Sidoarjo banyak rawa, kami coba melihat kandungan di lumpur. Ternyata bisa digunakan untuk listrik,’’ terang siswa kelas X Farmasi 1 itu.

’’Kalau jeruk kan pasti boros karena bisa dibuat masakan. Harganya cenderung lebih mahal,’’ jelas Bima. Di sisi lain, selama ini belum ada yang memanfaatkan lumpur. Jumlahnya juga banyak. Terutama, di tambak wilayah timur Sidoarjo. ’’Konsep yang kami usung kan energi alternatif dari lingkungan sekitar yang jarang dilirik orang,’’ ujarnya.

Untuk membuat karya itu, mereka menghabiskan waktu sekitar sebulan. Mulai mengambil lumpur, merancang alat, uji coba, hingga latihan presentasi hasil karya mereka. ’’Setelah itu, sempat bingung presentasinya harus bagaimana. Sebab, itu penelitian pertama kami,’’ ucap remaja kelahiran Lumajang, 9 Mei 2001, tersebut.

Hampir setiap hari mereka belajar presentasi. Biasanya, mereka berlatih di kelas sepulang sekolah. Teman-teman mereka diajak untuk menjadi audiens yang melihat dan mendengarkan presentasi. Kadang, teman-teman mereka juga membantu mengevaluasi presentasi jika dirasa kurang menarik. ’’Kadang yang nonton ramai, kadang sepi,’’ ucapnya.

Saat kompetisi di Madura, mereka mendapatkan nilai yang tinggi. ’’Cara presentasinya saja yang kami rasa sangat kurang karena baru pertama ikut. Baru tahu, sedangkan jam terbang saingan sudah tinggi,’’ timpal Muhammad Surya Ramadhan.

Hal itu yang membuat mereka sempat pesimistis. Kemampuan presentasi para saingan sudah luwes. Karya yang mereka ikutkan juga unik-unik. Bahkan, tidak sedikit yang sudah menyabet gelar juara pada kompetisi serupa. ’’Juara ketiga dan kedua disebut dan itu bukan kami. Ya sudah kami nggak yakin juara. Sebab, kami akui yang lainnya sangat bagus,’’ lanjut Surya.

Ternyata saat mengumumkan juara I, MC menyebutkan nama tim mereka. Kaget dan haru. Tak menyangka, mereka bisa mengalahkan 55 tim lainnya.’’Bangga dan tidak menyangka. Walaupun baru pertama membuat karya tulis dan pertama lomba, ternyata bisa juara provinsi,’’ ungkap Surya.

Semangat untuk membuat karya tulis pun kini meningkat. Yang paling baru, mereka membuat plastik yang mudah didaur ulang. Mereka menyebutnya dengan Alustik. Yakni, plastik yang dibuat dari olahan sari pati jerami nangka. Karena bahannya alami, tak heran jika sangat mudah didaur ulang.

Karya tersebut sudah selesai dan dikirimkan pada kompetisi karya ilmiah tingkat nasional di Universitas Internasional Semen Indonesia, Gresik. ’’Kami lolos semifinal. Doakan bisa menang,’’ kata Surya. ’’Minggu ini kami presentasi karya itu dalam semifinal,’’ lanjut siswa kelahiran Tarakan, 17 Desember 2000, tersebut. 

by: firma zuhdi al fauzi 

17 February 2017

Angel Lelga Panen Hujatan Soal Fatwa Haram Pemimpin Kafir

Gara-gara postingan soal fatwa haram pemimpin kafir, Angel Lelga menuai banyak komentar bernada hujatan hingga hinaan dari netizen.

Terkait hal ini, dirinya pun angka bicara. Lewat video ajakan untuk mendukung Ahok-Djarot di putaran kedua, Angel meminta netizen berhenti memberikan komentar bernada hinaan.

Pasalnya, sebagai sesama muslim patutnya menunjukkan bahwa Islam itu damai, berakhlak baik dan pemaaf.

“Alhamdullillah atas komentar semuanya… tapi alangkah lbh baik sesama muslim mohon jaga perkataan jangan sampai kita sesama muslim malah tdk terkontrol (kasian) … tunjukin Islam itu Damai, berakhlak baik, pemaaf,… tdk ada gunanya mengotori jiwa dgn pembicaraan kalian …!!,” tulis Angel pada keterangannya.

Angel lantas mempertanyakan berapa banyak lagi orang Islam yang dihina hanya karena perbedaan pendapat.

Angel Lelga. Foto Instagram
“Terjadinya putaran ke 2 juga krn pemilih sebagian muslim… yang sudah cerdas!!! … tdk termakan isue tapi lbh melihat kerja nyata yang selama ini di buktikan .. wlu blm sempurna krn semua perlu proses dan waktu… mambangun bangsa itu tdk segampang membuat isue…!!??,” katanya.

Karenanya, ia pun kembali meminta kepada netizen untuk tidak lagi saling mencaci. Pasalnya, persoalan pilkada hanya sebentar dan akan segera berakhir. Angel mengajak, siapapun nanti gubernur yang terpilih untuk diberikan dukungan demi kemajuan bangsa.

“Sekali lagi jgn saling mencaci sesama Muslim..!!! kita doakan semoga dengan Pak Ahok banyak dtg di PPP mendengar ceramah Ustat2 kita pak Ahok dpt hidayah …. ini persoalan pemilihan yang sebentar akan berakhir..! siapapun gubernur kita mari kita doakan dan dukung demi Bangsa Indonesia yang kita cintai…! … salam sayang dan damai buat semua saudaraku… mari kita cintai Allah , sabar, dan banyak zikir untuk kebaikan bangsa ini #politik #pengenYangTerbaikBuatBangsa #dampakBuatMasaDepanKita #stopHina #Ras #manusiaHebatManusiaYangBisaMenahanDiri,” tandasnya.

Namun begitu, postingan ini tak meredam emosi netizen. Terlihat di kolom komentarnya, ia kembali mendapat komentar-komentar pedas.

Pelukan Emma Stone yang Bikin Netizen Heboh

Best Artist Film Televisi Awards menjadi momen tak terlupakan bagi sepasang mantan kekasih Emma Stone dan Andrew Garfield. Ked­uanya hadir membawa nomine masing-masing pada pesta tahunan itu.

Emma Stone
Pertemuan nan indah itu, terjadi saat keduanya saling menunjukkan ekspresi ba­hagia saat bertemu satu sama lain. Stone bahkan tanpa ragu langsung memeluk erat mantan kekasih yang tak lagi ber­hubungan asmara dengannya sejak 2015 itu.

Pelukan bintang film La La Land ini yang saat itu mengenakan gaun sequin hitam emas dari Chanel dan Garfield dengan mantel Burberry-nya, mengguncang internet.

Netizen di Twitter bersorak gembira, terutama mereka yang menginginkan mereka kembali.

"Emma dan Andrew berpelukan. Saya ulangi, Emma dan Andrew berpelukan," tulis seorang netizen, yang tanpa sungkan membiarkan seluruh hurufnya kapital, saking antusiasnya.

Netizen yang lain menulis, juga dengan huruf kapital dan banyak tanda seru di belakang kalimatnya, 

"Perhatian, #Em­maStone memenangi Aktris Terbaik di #BAFTA2017 dan dia baru saja kembali berlari ke #AndrewGarfield dan memeluknya!"

Seseorang mengaku sebagai Mia Dolan, karakter yang di­mainkan Stone di La La Land, dan menulis, "Emma Stone dan Andrew Garfield di pesta BAFTA. Saya berteriak!"

Sementara yang lain lagi ber­tanya sederhana, "Jadi kapan kalian berdua akan kembali bersama?"

Stone dan Garfield sempat berkencan selama sekitar em­pat tahun, setelah keduanya bertemu dalam set The Amazing Spider Man pada 2012. Saat itu Garfield memainkan si manusia laba-laba, semen­tara Stone menjadi kekasihnya, Gwen. Mereka kemudian berisah pada 2015.

Tangisan Julia Perez saat tak Bisa Mencoblos di Pilkada DKI

Julia Perez (Jupe) yang terpapar kanker serviks di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) gagal memberikan hak suaranya dalam Pilka­da 2017.

Jupe (tengah) saat dijenguk Syahrini (kiri). Foto Instagram
Pasalnya, Jupe tak memiliki KTP elektronik dan surat pengantar dari kelurahan untuk mengikuti Pilkada di RSCM.

Bekas istri siri Gaston Casta­no ini pun sedih tak bisa ikut mencoblos.

"Saya masuk ru­mah sakit itu mendadak, jadi saya nggak sempat mikirin hal-hal seperti itu," tutur Jupe, sambil menitikan airmata, saat dijumpai infotainment, kemarin.

Meski tengah berjuang melawan kanker, Jupe tak mau manja. Tak heran bila segala persiapan ke rumah sakit, ia sendiri yang menyiapkan. Namun gara-gara itu, beberapa surat penting yang seharusnya ia bawa, malah tertinggal di rumah.

"Kondisi saya saat ini kan harus bolak-balik rumah sakit. Jadi saat saya masuk rumah sakit ada hal-hal yang tak terpikirkan," jelas pelantun Aku Rapopo dan Belah Duren ini.

Jupe mengaku sampai Senin (13/2) masih berada di ru­ang gawat darurat. Sampai akhirnya pada Selasa malam dirinya menyadari kalau keeso­kan harinya harus mencoblos.

"Saat saya ingat kalau pilkada besok, saya langsung siapin persyaratannya. Kayak, KTP dan kartu keluarga. Tapi pas jam 7 pagi tadi, saya baru dikabarkan kalau harus ada surat A5 dari kelurahan dan saya tidak tahu mengenai hal itu," beber Jupe yang kini tampak kurus kering.

Walaupun gagal untuk memberikan hak suaranya, pemilik nama asli Yulia Rachmawati tetap berharap agar Jakar­ta menjadi kota terbaik.

"Saya mendoakan yang terbaik buat Jakarta dan Jakarta bisa jadi lebih baik serta jadi acuan daerah-daerah lain," harapnya. 

Jessica Iskandar Ajari Anak Kenal Politik

Usia El Barack Alexander masih terlalu kecil untuk paham politik. Sebagai orang tuanya, Jessica Iskandar ingin mengajarkan kepada anaknya yang belum genap tiga tahun itu.

Jessica Iskandar bersama anaknya saat berada di TPS. Foto Instagram

Ini ditandai ketika presenter sekaligus komedian itu mengajak anaknya ke TPS, Rabu (15/2). 

Ada alasan mengapa pendidikan politik diajarkan sejak dini. Jedar, sapaannya, mengaku ingin memberikan pemahaman yang positif tentang politik.

Dia ingin anaknya tahu tentang masa depan dan calon-calon pemimpin masa depan.

“Emang El (El Barack Alexander) aku ajarin apapun yang bisa aku ajarin. Terutama hal-hal yang positif ya. Dia aku kasih tahu,” ujar Jessica Iskandar kepada Liputan6, usai memberi hak suaranya di TPS sekitar kediamannya, kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (15/2).

Ibu satu anak itu datang ke TPS dengan mengenakan baju warna kuning sebatas lutut. 

Sedangkan El Barack Alexandr mengenakan kaus lengan panjang warna abu-bau dipadu dengan calena panjang.

El lebih sering berada di gendongan dari pada jalan. Tak lupa El juga ikut memberi senyuman ketika Jessica melambaikan tangan kepada para fotografer.

Sebelumnya Jessica juga memperkenalkan nama tokoh-tokoh politik kepada anaknya. “Aku juga kenalin nama presiden, gubernur, menteri. Kadang dia ingat kadang enggak. Senang juga kalau dia tahu banyak,” tutur Jessica Iskandar.

Omong-omong siapa sih yang dipilih Jedar di Pilkada DKI 2017? Dia hanya menunjukkan jari kelingking tanda sudah memberi hak suara. 

Kisah Cinta Sejati Widyawati dan Sophan Sophian yang Tetap Abadi

Menarik mengikuti kisah cinta Widyawati dan Sopan Sophian. Dipertemukan lewat film Pengantin Remaja, aktris senior berusia 66 tahun itu tetap merawat cinta sejatinya hingga kini. 

Widyawati. Foto Net

Tak ada yang bisa menggantikan persemayam Sophan Sophiaan di hatinya. Aktor asal Makassar, Sulawesi Selatan itu pergi selama-lamanya pada 17 Mei 2008 dalam sebuah kecelakaan.

Widyati pun bercerita tentang keputusannya yang terjun di dunia peran. "Awalnya saya nggak mau main film itu," kata Widyawati mengenang perkenalannya dengan suami.

Namun, setelah "dibujuk" sang ibu yang lebih dahulu bertemu dengan Sophan, Widyawati akhirnya luluh. 

"Jujur, begitu melihat, wow, ganteng," ujar Widyawati saat ditemui di rumahnya yang asri, kawasan Bintaro, Tangerang Selatan (10/2).